11 September 2013

Penembakan Polisi Oleh Orang Terlatih


 
Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki prestasi cukup baik dalam melakukan penyergapan dan mengantisipasi bahaya terorisme. Terutama kesatuan polisi yang tergabung dalam Detasemen Khusus 88 (Densus 88) anti teror. Sejak dibentuk pada tanggal 26 Agustus 2004 silam, Densus 88 telah banyak melakukan operasi penyergapan terhadap teroris di Indonesia dengan sangat memuaskan. Namun kebanggaan rakyat Indonesia kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia tersebut sontak menjadi sebuah dukacita setelah terjadinya penembakan secara frontal kepada para anggota polisi yang sedang bertugas di jalan oleh orang tak dikenal.


Kali ini Densus 88 kecolongan, oleh orang tak dikenal. Siapakah orang tak dikenal yang telah berani melakukan penembakan para anggota polisi itu? Mungkin Kepolisian Negara Republik Indonesia akan sedikit kesulitan untuk mengetahuinya secara cepat siapa para pelaku dibalik penembakan tersebut. Salah satu kemungkinan yang dilontarkan oleh pengamat kepolisian sebagai penyebab adalah dendam para anggota teroris.
"Ini dilakukan kelompok teorganisasi, memiliki kebencian yang sangat besar kepada kepolisian," kata Chaidar, saat dihubungi pada Rabu (11/9/2013). Ini masih merupakan kelompok teroris yang sama, dari kelompok Abu Roban," katanya. Bahkan berkejar-kejaran dengan aksi penembakan terus-menerus," ujar Chaidar.
Begitu banyaknya kelompok teroris di Indonesia, sehingga membuat bingung Densus 88 untuk mengetahui dengan jelas kelompok mana yang terlibat dalam penembakan anggota polisi. Tidak tertutup kemungkinan bahwa pelaku penembakan anggota polisi ini adalah jaringan baru kelompok teroris yang merupakan gabungan dari kelompok-kelompok teroris lama. Atau bisa saja dilakukan oleh kelompok yang tergabung dalam mafia internasional obat-obat terlarang yang merasa telah dirugikan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. Lebih lanjut pihak kepolisian mengatakan bahwa para pelaku adalah orang-orang terlatih dalam menggunakan senjata dan melakukan tindakan eksekusi.
Dari arah penembakan, pelaku berhasil mengenai bagian tubuh korban yang mematikan. Kami melihat pelaku terbiasa menggunakan senjata," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Ronny Franky Sompie di kantornya, Rabu, 11 September 2013.
Siapa saja orang-orang terlatih dalam menggunakan senjata api di Indonesia, antara lain:
  1. Para anggota Tentara Nasional Indonesia
  2. Para anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
  3. Para anggota klub menembak
  4. Para anggota teroris.
Jadi siapa pun pelakunya, bisa dipastikan termasuk dalam salah satu dari empat kelompok di atas terlatih dalam menggunakan senjata api. Dengan demikian diperlukan kecepatan dan kesigapan pihak-pihak berwenang dalam mengusut tuntas penyelidikan ini, sehingga polisi tidak lagi menjadi bulan-bulanan para pelaku tindak kejahatan di Indonesia. Langkah-langkah tegas yang seharusnya sudah dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah rekonsiliasi dan evaluasi secara total antara jajaran kepolisian dengan TNI, apakah tidak ada konflik internal antara kedua alat negara ini. Lalu melakukan koordinasi yang baik antara seluruh jajaran kepolisian dan TNI dalam mencari para pelaku penembakan. Terakhir adalah membentuk sebuah pasukan gabungan dalam mengantisipasi ancaman-ancamanan yang mungkin terjadi dikemudian hari. Kerjasama antara Kepolisian dengan TNI adalah mutlak diperlukan.